Pertamina Intensif Pasok BBM ke SPBU Swasta, Vivo Hampir Sepakat dan Shell Masih Negosiasi

Sabtu, 08 November 2025 | 09:01:14 WIB
Pertamina Intensif Pasok BBM ke SPBU Swasta, Vivo Hampir Sepakat dan Shell Masih Negosiasi

JAKARTA - Persaingan bisnis bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin dinamis menjelang akhir tahun 2025. Di tengah upaya pemerintah menjaga pasokan energi nasional, sejumlah badan usaha swasta seperti Vivo dan Shell kini sedang melakukan negosiasi intensif untuk membeli base fuel atau BBM murni dari PT Pertamina Patra Niaga.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai langkah ini menunjukkan sinergi yang mulai terjalin antara Pertamina dengan para pelaku swasta di sektor hilir migas. Jika kesepakatan tercapai, kolaborasi tersebut akan memperkuat rantai pasokan energi nasional dan memastikan ketersediaan BBM bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

Negosiasi dengan Vivo Sudah Mencapai Tahap Akhir

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengungkapkan bahwa proses negosiasi dengan salah satu badan usaha, yakni Vivo, telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Ia menyebut, pihak Vivo hampir mencapai kesepakatan akhir dengan Pertamina Patra Niaga terkait pembelian base fuel tersebut.

“Kemarin memang kami mendapatkan info bahwa Vivo sudah mendekati, akan ada lagi, jadi kita tunggu saja ya,” ujar Laode di Kantor Kementerian ESDM, Jumat, 7 November 2025. Pernyataan itu menjadi sinyal positif bahwa Vivo akan segera menjadi badan usaha swasta berikutnya yang menandatangani kerja sama resmi dengan Pertamina.

Meski belum dapat membeberkan detail terkait volume atau target pembelian BBM oleh Vivo, Laode menegaskan bahwa progresnya sudah berada pada tahap yang menggembirakan. Ia berharap kesepakatan dapat segera tercapai agar suplai energi nasional bisa semakin terjaga menjelang akhir tahun.

Pihak Vivo sendiri dikabarkan aktif berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memastikan kesesuaian spesifikasi dan kebutuhan pasokan BBM di jaringan SPBU mereka. Kerja sama ini dinilai penting untuk menjaga ketersediaan stok serta memperkuat posisi Vivo di pasar ritel BBM nasional.

Shell Masih dalam Tahap Pembicaraan Awal

Sementara itu, pembicaraan antara Pertamina dan Shell disebut masih berlangsung. Menurut Laode, Shell hingga kini masih berada dalam tahap negosiasi dan belum mencapai kesepakatan akhir seperti halnya Vivo.

“Shell masih berproses. Shell tadi baru menghubungi saya, mau ketemu dulu dengan saya, saya bilang oke,” kata Laode. Ia menambahkan, pembahasan ini masih bersifat awal dan membutuhkan waktu sebelum sampai pada kesepakatan teknis dan komersial.

Meski demikian, keterlibatan Shell dalam proses negosiasi ini dianggap penting untuk memperkuat kerja sama antar badan usaha dalam menjaga stabilitas pasokan energi nasional. Sebagai salah satu pemain besar di sektor BBM ritel, Shell diharapkan dapat menjalin sinergi strategis dengan Pertamina untuk memastikan ketersediaan bahan bakar di seluruh jaringan SPBU mereka.

Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong kolaborasi antar badan usaha, baik BUMN maupun swasta, demi menjaga ketahanan energi di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat. Dengan adanya negosiasi ini, Pertamina memperluas perannya sebagai pemasok utama bahan bakar sekaligus mitra strategis bagi pelaku usaha di sektor hilir migas.

BP-AKR Sudah Beli 100.000 Barel BBM dari Pertamina

Sebelum negosiasi dengan Vivo dan Shell, Pertamina Patra Niaga telah lebih dulu menyuplai base fuel kepada SPBU milik BP-AKR yang dikelola oleh PT Aneka Petroindo Raya (APR). Kerja sama ini menjadi contoh konkret dari keberhasilan model kolaborasi antar badan usaha di sektor energi.

Setelah beberapa bulan menjalani proses negosiasi, BP-AKR akhirnya resmi membeli 100.000 barel BBM untuk memenuhi pasokan di jaringan SPBU mereka. Bahan bakar tersebut diserap dari kargo impor yang dikelola langsung oleh Pertamina Patra Niaga.

Laode menyebut bahwa kerja sama dengan BP-AKR berjalan lancar dan bahkan sudah berlanjut pada tahap berikutnya. “Malah yang BP-AKR dua minggu lagi ada pesan lagi satu kargo,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan pasokan dari pihak swasta terus meningkat dan Pertamina mampu memenuhi permintaan tersebut secara berkelanjutan.

Kolaborasi ini sekaligus mempertegas posisi Pertamina sebagai mitra utama bagi badan usaha swasta di sektor BBM. Di sisi lain, BP-AKR diuntungkan dengan pasokan yang terjamin dan memenuhi standar mutu internasional.

Proses Kolaborasi Berjalan Sesuai Prinsip Tata Kelola Baik

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa seluruh proses kerja sama dengan badan usaha swasta dilakukan melalui mekanisme bisnis yang transparan dan berlandaskan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Ia menjelaskan, tahapan kerja sama mencakup proses verifikasi kebutuhan berdasarkan volume permintaan dari pihak swasta. Setelah itu, dilakukan tender pemasok dengan memperhatikan aspek compliance dan transparansi sesuai ketentuan bisnis ke bisnis (B2B).

Pertamina juga melaksanakan join surveyor untuk memastikan kesesuaian kualitas produk serta menerapkan sistem open book agar negosiasi aspek komersial berjalan terbuka. Setelah semua proses tersebut selesai, kegiatan bongkar muat dilakukan dan produk diterima oleh badan usaha swasta untuk kemudian disalurkan ke masyarakat.

Roberth memastikan bahwa BBM yang disuplai kepada APR (BP-AKR) telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan mutu yang diminta. Proses ini menjadi bukti komitmen Pertamina dalam menjaga kualitas produk sekaligus mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan energi nasional.

Pertamina Patra Niaga Terus Pastikan Pasokan Energi Nasional Aman

Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya berperan sebagai penyedia bahan bakar, tetapi juga sebagai penggerak utama keberlanjutan energi nasional. Bagi perusahaan pelat merah itu, energi bukan sekadar komoditas, melainkan bagian penting dari kehidupan dan produktivitas masyarakat.

“Bagi kami, energi bukan sekadar komoditas. Energi adalah penggerak kehidupan dan produktivitas masyarakat. Karena itu, kami terus berupaya memastikan pasokan BBM tetap aman, berkualitas, dan mudah dijangkau oleh semua,” ujar Roberth. Pernyataan itu menegaskan komitmen Pertamina untuk terus menjaga stabilitas pasokan energi, baik bagi SPBU milik BUMN maupun swasta.

Dengan semakin banyaknya badan usaha swasta yang menjalin kerja sama pembelian BBM dari Pertamina, diharapkan distribusi energi di Indonesia menjadi lebih merata. Langkah ini juga membuka peluang bagi peningkatan efisiensi rantai pasok serta mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, pemerintah akan terus memantau proses negosiasi yang dilakukan Pertamina dengan berbagai pihak. Sinergi antara perusahaan pelat merah dan swasta di sektor energi diyakini mampu memperkuat fondasi industri migas nasional serta menjaga ketahanan energi di tengah tantangan global.

Terkini