Pertamina Geothermal Energy Dorong Inovasi Panas Bumi di Kamojang, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Sekitar

Sabtu, 08 November 2025 | 10:02:11 WIB
Pertamina Geothermal Energy Dorong Inovasi Panas Bumi di Kamojang, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Sekitar

JAKARTA - Pemanfaatan energi panas bumi tidak hanya berperan sebagai sumber daya bersih, tetapi juga mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat lokal. Hal ini dibuktikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melalui berbagai inovasi yang dijalankan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi berkelanjutan, PGE berupaya menjadikan Kamojang sebagai pusat pengembangan energi hijau yang berdampak sosial dan ekonomi. Langkah ini menunjukkan bahwa potensi energi panas bumi Indonesia dapat dioptimalkan tidak hanya untuk ketahanan energi nasional, tetapi juga kesejahteraan masyarakat sekitar.

General Manager PGE Area Kamojang, I Made Budi Kesuma Adi Putra, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjadikan Kamojang sebagai pusat inovasi energi terbarukan di Indonesia. “Kami berkomitmen menjadikan Kamojang sebagai pusat inovasi yang membuktikan bagaimana energi panas bumi dapat memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Made Budi di Area Kamojang.

Geothermal Dry House: Inovasi Pertama di Dunia dari Kamojang

Salah satu terobosan terbesar yang dilakukan oleh PGE adalah Geothermal Dry House, inovasi pemanfaatan panas bumi secara langsung (direct use) yang pertama di dunia. Program ini memberikan manfaat nyata bagi petani di sekitar wilayah operasi dengan memanfaatkan uap panas bumi dari PLTP Kamojang untuk proses pengeringan hasil pertanian.

Sebelumnya, petani kopi di wilayah tersebut membutuhkan waktu 30 hingga 45 hari untuk mengeringkan hasil panen secara alami. Namun dengan teknologi Geothermal Dry House, proses pengeringan kini hanya memerlukan waktu antara 3 hingga 10 hari.

Efisiensi waktu tersebut bukan hanya mempercepat distribusi hasil panen, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan. Hal ini membuat pendapatan petani kopi meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Inovasi tersebut turut mendorong kopi Kamojang menembus pasar internasional seperti Jepang, Korea Selatan, dan Eropa. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara teknologi panas bumi dan pertanian mampu menghadirkan nilai tambah ekonomi yang signifikan.

PGE terus mengembangkan fasilitas Geothermal Dry House agar bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak kelompok tani di sekitar area operasi. Ke depan, model inovasi ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah kerja panas bumi lain di Indonesia.

Geothermal Fishery: Energi Panas Bumi untuk Ketahanan Pangan Lokal

Selain sektor pertanian, PGE juga melakukan terobosan di bidang perikanan melalui program Geothermal Fishery. Program ini memanfaatkan uap panas bumi dari PLTP Kamojang untuk membantu peternak mengembangbiakkan ikan air tawar seperti ikan mas dan ikan nila.

Selama ini, tantangan utama yang dihadapi peternak ikan di wilayah tersebut adalah suhu air yang terlalu rendah, sehingga menyulitkan proses pembiakan. Dengan pemanfaatan panas bumi, suhu air dapat diatur secara ideal agar ikan tumbuh lebih cepat dan sehat.

Program Geothermal Fishery telah dijalankan sejak tahun 2024 dan berhasil memberikan dampak positif bagi para peternak lokal. Hasil panen ikan meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan metode konvensional.

Selain itu, program ini membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar yang terlibat dalam kegiatan budidaya dan distribusi hasil perikanan. Inovasi ini membuktikan bahwa energi panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk menopang ketahanan pangan lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga.

Melalui Geothermal Fishery, PGE memperlihatkan bahwa energi hijau bukan hanya tentang listrik, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kolaborasi ini menjadi model pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dengan sektor produktif rakyat.

GEMAH KARSA: Sinergi Panas Bumi dan Pertanian Berkelanjutan

Terbaru, PGE memperkenalkan program unggulan bernama GEMAH KARSA atau Geothermal Empowerment for Maximizing Agriculture through Kamojang Responsible and Sustainable Farming. Program ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pertanian berkelanjutan berbasis energi panas bumi.

Program GEMAH KARSA ditujukan bagi kelompok masyarakat rentan, termasuk petani kecil dan pelaku usaha mikro. Hingga kini, total penerima manfaat mencapai 2.647 orang yang tersebar di sekitar wilayah Kamojang.

Melalui program ini, PGE membantu masyarakat mengembangkan pertanian ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber energi panas bumi untuk kebutuhan air bersih, pemrosesan hasil tani, hingga produksi pupuk organik.

Selain aspek ekonomi, program ini juga menanamkan nilai tanggung jawab lingkungan kepada masyarakat. Mereka didorong untuk memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem sekitar.

GEMAH KARSA menjadi wujud nyata dari filosofi people, planet, profit yang diterapkan oleh PGE. Perusahaan memastikan bahwa setiap inisiatif bisnisnya tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan yang positif.

PGE Jadikan Kamojang Sebagai Model Sinergi Energi dan Pemberdayaan

General Manager PGE Area Kamojang, I Made Budi Kesuma Adi Putra, menegaskan bahwa keberadaan PLTP Kamojang bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Lebih dari itu, kehadiran proyek panas bumi ini juga membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.

“Keberadaan PLTP Kamojang tidak hanya memberikan manfaat energi, tetapi juga nilai sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Melalui berbagai program pemberdayaan, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pengembangan energi panas bumi juga memberikan dampak bagi kesejahteraan komunitas lokal,” tegas Made Budi.

Dalam pandangannya, keberhasilan PGE di Kamojang merupakan bukti bahwa energi terbarukan bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut berpartisipasi dan merasakan langsung manfaatnya.

PGE memandang inovasi berbasis energi panas bumi sebagai langkah strategis dalam mewujudkan transisi energi bersih nasional. Dengan cadangan panas bumi Indonesia yang sangat besar, peluang untuk memperluas manfaat sosial dan ekonomi di sektor ini sangat terbuka lebar.

Energi Hijau untuk Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan

Inovasi yang dijalankan PGE di Kamojang memperlihatkan bagaimana energi hijau dapat menjadi solusi multidimensi bagi pembangunan daerah. Selain menyediakan pasokan energi bersih dan stabil, panas bumi juga mampu menggerakkan sektor pertanian, perikanan, hingga industri lokal.

Model pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Kamojang menjadi inspirasi bagi pengelolaan wilayah kerja panas bumi lainnya di Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, energi terbarukan dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan.

Melalui proyek-proyek seperti Geothermal Dry House, Geothermal Fishery, dan GEMAH KARSA, PGE tidak hanya berfokus pada produksi energi tetapi juga pada penciptaan nilai tambah sosial. Hal ini menegaskan posisi PGE sebagai pionir dalam pengelolaan panas bumi yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Ke depan, PGE berencana memperluas penerapan program serupa di wilayah kerja panas bumi lain di Indonesia. Dengan begitu, transformasi energi hijau akan semakin meluas dan manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak komunitas di berbagai daerah.

Terkini